Lentera Aksara
45000
Revolusi industri 4.0 telah mendorong percepatan inovasi teknologi yang mengakibatkan perubahan dahsyat (disrupsi) terhadap kehidupan masyarakat. Masifnya internet tak hanya menghubungkan jutaan manusia di seluruh dunia, akan tetapi menjadi basis bagi sirkulasi dan ekspresi keagamaan secara online. Terutama bagi masyarakat yang tak pernah menikmati pendidikan agama sebelumnya. Tiba-tiba berjumpa dengan aneka materi keagamaan yang cepat saji di internet. Hal ini tak jarang melahirkan kesalehan instan. Di era digital, internet berperan dalam membentuk kesalehan beragama. Masyarakat milenial menjadikan internet sebagai “ruang suci” untuk mencari pengetahuan keagamaan. Internet menyediakan platform tanpa batas bagi ekspresi keberagamaan, pedoman spiritual, orientasi moral, dan ritual ibadah.
Masyarakat milenial butuh materi keberagamaan yang gampang, simpel, mudah dipahami, tidak bertele-tele, jelas dan tegas yang serba instan. Perjumpaan agama dengan internet adalah suatu keniscayaan. Pengetahuan keagamaan Islam, mau tidak mau harus mengalami perjumpaan paham keagamaan yang ternyata tidak satu varian. Mulai dari Islam Murni, Islam Moderat (Wasatiyah), Islam Modernis, Islam Tradisionalis sampai Post-Tradisionalis, Islam Puritan sampai Post-Puritanisme, Islam Liberal, Islam Progresif, Islam Transformatif, Salafi, Tarbawi, Wahabisme sampai Jihadis dan seterusnya. Di era internet kesemua corak keagamaan ini dapat dengan bebas berkontestasi di website dan media sosial.
Catatan untuk pembeli!
| Penulis | Eka Yuliatin Nazirah, dkk. |
| ISBN | 978-602-1261-18-3 |
| Dimensi | 14x21 cm |
| Tebal | iv+220 Halaman |
| Terbit | November 2018 |
| Format | Softcover |
